Upgrade to Pro — share decks privately, control downloads, hide ads and more …

PIT PAAI 2022 - Hidrogeokimia Mata Air Perkotaa...

PIT PAAI 2022 - Hidrogeokimia Mata Air Perkotaan Bandung

Ananta Purwoarminta, Dasapta Erwin Irawan, Deny Juanda Puradimaja, Lambok M Hutasoit

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung

Dasapta Erwin Irawan

November 09, 2022
Tweet

More Decks by Dasapta Erwin Irawan

Other Decks in Research

Transcript

  1. Hidrogeokimia Mata Air Perkotaan Bandung Ananta Purwoarminta, Dasapta Erwin Irawan,

    Deny Juanda Puradimaja, Lambok M Hutasoit Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung
  2. OUTLINE PRESENTASI 5 6 7 Latar Belakang 1 2 3

    4 Permasalahan Tujuan Lokasi Penelitian Metode Penelitian Output dan Hasil Analisis Kesimpulan
  3. Latar Belakang • Mata air merupakan manifestasi air tanah yang

    keluar ke permukaan secara alami • Sekitar 12% penduduk Indonesia memanfaatkan mata air untuk rumah tangga (BPS, 2017) • Mata air tidak hanya sebagai suplai air bersih tetapi juga sumber air bagi pertanian, perikanan, dan ekosistem di sekitarnya • Tekanan terhadap mata air semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan perubahan penggunaan lahan dan pemompaan air tanah • Penurunan debit mata air telah terjadi dan berpotensi terus berlangsung, maka perlu dilakukan upaya konservasi mata air
  4. Permasalahan • Kota Bandung yang terletak di daerah vulkanik memiliki

    banyak mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat • Berdasarkan data dari PDAM sebanyak 30 ribu sambungan air bersih yangberasal dari mata air • Sebagai upaya konservasi maka perlu dilakukan pengenalan karakteristik dan tingkah laku mata air di wilayah endapan vulkanik • Salah satu mengenali karakteristik dari mata air tersebut adalah dari kondisi hidrogeokimianya Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik mata air yang melalui fisika dan kimia air. Tujuan Penelitian
  5. Mata air di Bandung bagian utara • Mata air pada

    batuan vulkanik yang Berkembang menjadi wilayah urban dengan debit mata air dominan rendah <1 liter/detik
  6. Metode Penelitian Hidrogeokimia Mata Air Fisika Air Kimia Air Unsur

    mayor Temperatur, pH, DHL, TDS Jenis Batuan Geologi Pengumpulan Data Lapangan dan Data Sekunder dari penelitian sebelumnya Debit Mata Air Sifat fisik air Fasies air tanah • Alat ukur EC meter dan pH meter • Pengolahan data hidrogeokimia air menggunakan software Geochemist Workbench Community (GWB) 2021 (open source)
  7. TOPOGRAFI Seluruh mata air terletak pada daerah lembah, mengindikasikan bahwa

    mata air dipengaruhi oleh akuifer yang terpotong topografi 7
  8. PETA SEBARAN SAMPEL 9 • Pengambilan sampel didasarkan pada jenis

    batuan dan besaran debit mata air. • Sampel diambil pada bulan November 2021 hingga Januari 2022 Jumlah Sampel: 1. 27 Sampel Mata Air 2. 2 Sampel Sumur Gali 3. 6 Sampel Sumur dalam
  9. pH • Kandungan pH mata air dari pengamatan berkala berada

    pada range 6-7 • Curah hujan berpengaruh terhadap perubahan pH meskipun tidak mengalami perubahan secara signifikan, dimana pH cenderung meningkat saat curah hujan rendah
  10. Daya Hantar Listrik • Pola nilai daya hantar listrik mengikuti

    curah hujan • Hujan berpengaruh terhadap nilai daya hantar listrik • Namun terdapat mata air yang nilai DHLnya tidak terpengaruh secara signifikan oleh curah hujan
  11. TDS • TDS mata air di bagian barat lebih tinggi

    dibandingkan dengan bagian timur perkotaan Bandung (Pasir Impun dan Cisurupan) • Curah hujan tidak berpengaruh secara langsung terhadap perubahan TDS
  12. Piper Diagram (Piper 1944) 1) Fasies air dari mata air

    Ca-HCO3 dan Ca- Mg-Cl 2) Air dipengaruhi oleh hujan dan tidak berinteraksi lama dengan batuan atau memiliki daerah imbuhan lokal 1. Ca-HCO3 2. Na-Cl-HCO3 3. Mixed Ca-Na-HCO3 4. Mixed Ca-Mg-Cl 5. Ca-Cl 6. Na-HCO3 1 2 3 4 5 6 13
  13. Diagram Durov Diagram Durov digunakan untuk mengetahui proses kimia yang

    mungkin terjadi di dalam air berdasarkan kandungan ion-ion utama. a) Tipe Air Nomor 2 menunjukkan bahwa air didominasi oleh ion Ca2+ dan HCO3−, meliputi mata air Cibadak (CBD kb), Citalaga (CTLG) dan Cikendi (CKD). b) Tipe Air Nomor 3 menunjukkan bahwa ion dominan Na+ dan HCO3- adalah kation dan anion dominan dan terjadinya proses pertukaran ion meliputi Mata air Cisurupan (CSRP) dan Seke Honje (HJ). c) Tipe Air Nomor 5 menunjukkan bahwa sampel air mengalami proses pelarutan yang sederhana dan tidak ada kation dan anion yang dominan yaitu mata air Cirateun (CRT). d) Tipe Air Nomor 6 mengindikasikan bahwa ion didominasi oleh SO42- dan Na+ akibat adanya pelarutan yang tidak biasa, meliputi mata air Pasir Impun (PSI) dan Sekehandalam (SKHD) yang keduanya memiliki sistem aliran rekahan.
  14. Diagram Gibs Diagram ini digunakan untuk menganalisis proses hidrokimia berdasarkan

    ion terlarut dalam air (Zhang dkk. 2020). Kandungan kimia yang terlarut tersebut akan memberikan informasi apakah kimia yang terlarut pada mata air merupakan dominan presipitasi, dominan evaporasi atau dominan batuan. Unsur kimia yang digunakan untuk analisis (Na dan Cl) yang dibandingkan dengan nilai TDS Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar kandungan kimia yang terlarut pada mata air dominan berasal dari batuan dan terdapat satu mata air yang didominasi oleh presipitasi.
  15. Hasil Berdasarkan Diagram No Diagram Keterangan 1 Piper Fasies Ca-HCO3

    dan Ca-Mg-Cl, yang diperngaruhi oleh factor geologi, hujan, dan klorida yang dapat berasal dari aktivitas manusia 2 Stiff Ion dominan Ca-HCO3 yang dopengaruhi oleh jenis batuan dan hujan, sementara itu terdapat mata air dengan ion dominan Mg-HCO3 3 Durov dominasi oleh ion Ca2+ dan HCO3− 4 Gibs Dominasi interaksi batuan
  16. KESIMPULAN 18 1. Berdasarkan fluktuasi nilai pH, DHL, dan TDS

    mata air ini dipengaruhi oleh hujan sehingga menunjukkan mata air yang berasal dari akuifer dangkal 2. Fasies mata air adalah Ca-HCO3 dan Ca-Mg-Cl yang dikontrol oleh hujan dan batuan endapan vulkanik. 3. Unsur Cl dapat berasal dari aktivitas manusia (antropogenik) 4. Mata air Cirateun dan Pasir Impun memiliki karakter yang berbeda dengan mata air lain dimana ion dominan Mg-HCO3 yang menunjukkan waktu interaksi air dengan batuan lebih cepat dibandingkan dengan yang lain 5. Daerah imbuhan mata air berada tidak terlalu jauh dengan letak keluarnya mata air